Link Banner

Hobi Baca, Wajib Bisa Menulis. Yakin?


Aksioma saja,atau sudah kesimpulan?

Buat saya, 80% premis di judul tulisan ini sudah benar. Sisa penggenap untuk seratus persen nilai kebenaran, hanya di pembeda hasil tulisan dari seorang penyuka aktivitas membaca.
Di begitu banyak genre tulisan, menulis ulang hasil bacaan terbaru, biasanya menjadi berbagai fiksi. Cerpen, puisi atau sekadar catatan-catatan kecil yang kemudian menjadi tulisan ringan di blog-blog personal.

Judul di atas terpilih berkat tema terbaru Arisan Blogger Gandjel Rel Semarang. Mbak Ika Puspita dengan blog di http://www.bundafinaufara.com dan mbak Arina Mabruroh  yang tuliskan banyak kisah-kisahnya di http://www.arinamabruroh.com . Aku dan hobiku. Aku dengan kesukaan begitu dalam pada kata kata yang menyerak di apa pun tempatnya tertuliskan.

Bareng Ziadah Ziad, pembeli buku kompilasi fiksi saya.
Antologi puisi dan cerpen bersama Kompasianer di Rumpies The Club. Dokpri

Hobi yang eksis sejak pertama mengenal huruf di usia lima tahun pertama. Hobi yang tak bosan tertuliskan ulang di banyak jenis, fiksi dan non fiksi.

Iqra'.

Apa membaca saja? Tidak. Beberapa kali tentu saja ada godaan berganti hobi. Atau menambah listnya. Misal, hobi makan bakso. Nyatanya, saat ini makan bakso bukan menjadi skala prioritas yang kemudian membuatnya pantas disebut hobi. Naik gunung? Ya sama saja.

Bagaimana dengan menulis Belum juga. Banyak tulisan yang lahir masih sebatas penggugur kewajiban. Tak ada fiksi baru di enam bulan terakhir.

Kembali ke membaca, berikut sedikit tips menulis a la saya, kompilasi sederhana dari belasan tahun menjadi blogger dan segala kompleksitasnya:

Pertama , mulailah dari kisah Anda sendiri. Ibu rumah tangga, pekerja kantoran, dentist, karyawan bank atau berbagai jenis serta lintas profesi. Mulai dengan sederhana. Mulai dengan rutinitas tanggung jawab Anda. Misal, pusingnya susun RPKPS (Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester) sesuai surat edaran rektorat terbaru. Juga masalah-masalah lain terkait masing-masing tanggung jawab profesi. Mulai tuliskan masing-masing hal yang Anda anggap sebagai masalah di satu paragraf sederhana. Bisa dengan hanya jabarkannya di dua kalimat. Prinsipnya, satu masalah atau tema atau kondisi di satu paragraf.

Kedua, jika dua sampai lima paragraf pertama berhasil dan tetiba ngadat , coba susun ulang masalah Anda ke dalam beberapa garis besar (outline). Bantuan outline seringkali bisa menjaga ritme tulisan, menjaganya utuh. Pembuka, permasalahan mendasar, penutup. Sangat mirip dengan susunan laporan pekerjaan umumnya.

Ketiga , menulis popular tak sama dengan penulisan makalah pun skripsi atau tesis yang standar metodologisnya sudah baku. Mulailah selalu dengan berpikir, ini tulisan saya sendiri, tentang dunia saya, semoga ada nilai positif yang bisa terbagikan.

Keempat , bebaskan pikiran. Serakan diksi tak hanya di buku-buku. Ia ada, lekat di segenap indera Anda (umumnya 5, kadang-kadang ada yang 'beruntung' miliki indera ke-6). Tuliskan itu semua dengan pilihan kata yang Anda sukai. Membaca sekadar pengantar atau bekal berburu lelap? Serakan diksi ada di segenap penjuru mata Anda memandang, di keseruan bergosip dengan sesama, pada tangisan si kecil yang kehausan dan segera butuh botol susunya.

Kelima, jika dengan empat tips di atas Anda sampai di kalimat, "Sudahlah,mungkin saya memang manusia yang ada di luar garis dari semua proses menulis. Bukan membaca, pembeli buku atau sumber tulisan.."

Baik. Ijinkan saya untuk itu meminta, setidaknya klik share dan tinggalkan komen untuk tulisan ini..*ehlho

Lima tips diataslah yang masih menjaga ibrah (semangat) menulis saya. Cara saya merasa bermanfaat bagi yang lain, di luar keluarga kecil saya. Cara yang saya niatkan sebagai bekal terbaik saya di kehidupan selanjutnya (sesuai keyakinan saya).

Meski masih sering karena alasan-alasan khusus atau tertentu (minimal karena sedang berlomba), semoga makin sering demi niat awal, dakwah. Berbagi kebaikan. Sebarkan kebaikan.

Bismillah, aamiin.

Related Posts

16 comments

  1. Sama dong hobinya membaca dan menulis 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang menulis aku belum berani akuin jadi hobi mbak Vita.

      Kalau baca, ibarat kata, sudah dilakukan di segala tempat & situasi.

      Thanks 4 stopping by ^^

      Delete
  2. Ada juga kalimat "Banyak membaca, gemuk menulis",kata yg kedua memang masih butuh konsistensi ya Bun :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepakat.
      Tulisan garing, contoh sederhana kalo sedang jarang membaca.

      Tampiasih mampirnya ya dik ^^

      Delete
  3. Mus... Berarti tipsnya ga pernah padam ya, terus mengasah ide, walaupun situasi kurang berkenan, gitu? Keren.

    Kalau saya tipe moodian, yg kalau apa kudu sesuai sama perasaan dan situasi disekeliling.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, alhamdulillah kalo bisa dipakai lama.

      Kalo aku, fiksi yg sering moodian.
      Kalo tulisan ringan, mentok ya copy writing kalo mood nulis gi parah banget.

      Tp teteh update blognya jg keren2.
      Trus, brarti nulisnya jg sering di tempat2 keren jg dong yak?
      *malahnanya :p ^^

      Delete
  4. Hobi makan bakso. Hihihi. Ak juga pengen bisa hobi makan bakso atau makan makanan yg lainnya gt bunsal. Tp kok gabisa yaa? Aku milih hobi baca aja lah kek bunsal. Biar jago nulis kek bunsal ah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata hobi makan makanan tertentu bisa berubah, di aku krn faktor U .. :D

      Terima kasih udah dianggep jago nulis.
      Aamiin yg banyaaakkk & mb Rahma jg selalu jago plus kenceeengg nulis2nya ^^

      Delete
  5. Salah satu bahan bakar untuk menjadi seorang penulis memang membaca mba. Namun kemauan untuk belajar dan bersabar menikmati proses itu juga adalah bagiannya. Terima kasih banyak sudah sharing ya mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap sepakat.

      Terima kasih balik yg banyak sdh berkenan menambah sharing..^^

      Delete
  6. Orang bisa nulis mesti sering baca. Kl ga kocar kacir tulisane. Haha. Aq ya sekadar bisa-bisaan aja. Tp kl hobi blm. Masi lebih menggelora hobi makannya

    ReplyDelete
  7. Bagiku mba menulis kisah sendiri, pengalaman yang sudah dialami sendiri jauh lebih mudah dan memang tujuan aku menulis ingin berbagi ini loh pengalamanku semoga bisa diambil yang positifnya dan dibuang yang negatifnya :D

    ReplyDelete
  8. mencerahkan tipnya mba. terima kasih udah berbagi ilmu

    ReplyDelete
  9. Huaa.. Dari tulisannya aja sudah keliatan kalo menulis telah mendarah daging dlm dirimu ya. Terimakasih tipsnya :)

    ReplyDelete
  10. Bismillah istikomah terus, aku juga menulis masih angot-angotan

    ReplyDelete

Post a Comment