Link Banner

Bekal Nasabah Bijak, Jadi Penyuluh Digital Anti Kejahatan Siber

    September ceria, kerap identik bersama kondisi dimana bunga-bunga bermekaran indah. Warna Warni. Keindahan warna yang sayangnya tak sejalan dengan situasi digital negeri kita. Beberapa sosial media masih marak oleh perbincangan kebocoran data, diantaranya data kombinasi nomor HP dan NIK. Tidak indah. Gelap.
Kebiasaan pengamanan berlapis, bekal menjadi nasabah bijak lalu siap menjadi penyuluh digital.
Dokpri - Teluk Kuta dari Siwa Cliff, Lombok
    Namun, aktivitas rutin harian kita tidak bisa berhenti. Sembari tetap berharap pemerintah dapat menemukan langkah solutif atas kasus kebocoran data tersebut, pada dasarnya kita terus menerus bersikap proaktif mengamankan data personal kita. Salah satu yang utama, aktivitas keuangan dan perbankan. Di dua aktivitas ini, kejahatan siber kerap mengintai. Skuy, bareng saya, sama-sama terus belajar menjadi penyuluh digital. Membentengi diri sendiri dan jejaring kita dari beragam bentuk kejahatan digital.

Amankan Data Diri, Kejahatan Siber Pun Malu Hati

   Salah satu referensi yang saya kutip dari situs Kemendikbud RI dan Tempo, cara sederhana mengamankan data diri diantaranya:
    Pertama, membatasi akses ke sistem dan layanan gadget pribadi kita. Syukurlah, saat ini sudah banyak sistem verifikasi yang membantu kita melindungi data diri di gadget pribadi. Baik itu HP, laptop atau PC. Kombinasi user login khusus ditambah kata kunci rahasia, hal mendasar yang sebaiknya kita biasakan di proses akses gadget ini.
    Kedua, data terkait aktivitas perbankan. Untuk ini, salah satu bank terbesar Indonesia, BRI, proaktif melakukan sosialisasi. Kejahatan perbankan social engineering, merupakan istilah khusus terkait modus ini. Dimana korban dimanipulasi melalui persuasi gencar di akun-akun sosial media mereka, termasuk fitur chat online seperti Whatsapp.
Amankan PIN dan kode OTP. Inga inga inga...Dokpri
    Ketiga, JANGAN sekali pun mengklik link yang tidak valid, apalagi yang disampaikan melalui jalur pribadi tanpa ada konfirmasi resmi lainnya. Untuk ini, mari kita bersama mengembangan kebiasaan baik. Selalu mengkonfirmasi terlebih dahulu kebenaran dari isi pesan yang disampaikan, melalui berbagai layanan resmi untuk memastikan apakah informasi tersebut hoax atau tidak.
  Keempat, secara berkala mengupdate kanal-kanal informasi resmi, baik itu yang menerima laporan pengaduan kejahatan siber, atau memastikan kanal-kanal tersebut benar milik institusi tertentu. Apalagi instituti perbankan. Beberapa sosial media telah menerapkan centang biru, dan kita pun bisa mengkonfirmasi ke situs resmi perbankan tersebut.
    Empat hal mendasar di atas, jika terus menerus diterapkan di rutinitas harian, akan bisa berkembang menjadi kebiasaan baik. Selanjutnya, kita pun siap menjadi penyuluh digital, bersama-sama memiliki kemampuan mencegah dan terhindar sebagai korban kejahatan siber.

Nasabah Bijak Barisan Proaktif  Melawan Kejahatan Siber

    Di dunia digital, tindakan apapun cenderung jadi mudah, karena cukup melalui sentuhan ujung jari di gadget pintar. Kemudahan ini, hendaknya diiringi update pengetahuan terus menerus. Langkah awal, mengingat kebijakan, cara bertransaksi, dan proses transaksi perbankan, juga mengalami perubahan.
    Meski masih melibatkan konfirmasi SMS, email, telepon langsung, fitur chat online, satu kunci terpenting yang harus kita jaga kuat, hak mutlak nomor PIN atau kode OTP HANYA di diri kita sendiri. Sekali kita melibatkan seseorang di luar kita, kita telah melakukan satu kesalahan mendasar di regulasi penggunaan data pribadi. Kita sendirilah yang telah membocorkan data super rahasia dan penting tersebut. Jangan sampai ya..
    Saya pribadi, telah mulai menggunakan pola berlapis untuk pengamanan akses ke data-data pribadi. Jika tidak sangat terpaksa, saya masih memilih menyimpan kombinasi user password di ingatan saja. Demikian juga nomor PIN. Ada pula yang bahkan menggunakan nomor HP khusus yang tidak diketahui jejaring pertemanan, manalagi sampai mencantumkannya di informasi sosial media. Demi agar terjaganya keamanan dan kerahasian data-data pribadi mereka, wabilkhusus lagi, data terkait aktivitas perbankan.
    Benang merah mendasar dari ulasan saya kali ini, point-point kebiasaan baik yang bisa kita lakukan agar tetap aman dengan kerahasiaan data pribadi, diantaranya:
  Satu, PIN dan OTP hanya untuk kita SAJA. Apapun alasannya, jangan sampai membagikan dua data ini ke orang lain.
    Dua, secara berkala, meng-update pengetahuan tentang akun-akun sosial media resmi dari institusi perbankan, utamanya yang kita manfaatkan jasanya. Simpan dengan baik, jika ada nomor kontak khusus terkait layanan pelanggan.
     Tiga, segera instal aplikasi pendukung yang membantu mengkonfirmasi keaslian pemilik nomor HP atau akun sosial media, ketika kita mendapatkan informasi bombastis menyenangkan.
Aman dari kejahatan siber, nge-trip pun jadi tenang. Dokpri
    Info bombastis yang digunakan biasanya berupa menang undian, lomba tertentu, atau hadiah tahunan nasabah bank. Nilai hadiah cenderung sangat banyak, sisi yang kadang membuat kita jadi lengah dan melupakan proses verifikasi standar.
    Nah, sekarang, semoga kita sudah sama-sama siap ya. Satu di antara barisan rapat para penyuluh digital, rutin aktivitas perbankan dan menjadi nasabah bijak. Mari, kita bersama terus menerus belajar, semoga tak pernah menjadi korban dari kejahatan siber. Aamiin
    Setelahnya, jangan lupa untuk kembali travelling ya ^^
Bunsal
Hi, you can call me Bunsal, despite of my full name at my main blog domain. A mom blogger based on Lombok, Indonesia. I do blogging since 2005 and lately using my new email and the domain, start on 2014.

Related Posts

There is no other posts in this category.

1 comment

  1. Hii mba, nice ya tulisannya. Ini kalau gak salah yang ada lomba blogging mengenai cyber crime. semoga menang yaa..

    Anyway salam kenal

    ReplyDelete

Post a Comment