Link Banner

Happy New Year, 1428 Hijriah

[Senin, 22 Januari 2007]

Tak ada terompet. Tak ada bubur suronan. Setelah brifing rutin disore Jumat lalu, bekal pulang ke Ungaran sudah rapi jali dan siap dicangklong. Setelah maghrib, nunutan gratis sampai Psr Ungaran datang. "Salwaa, Bunda memilih bersamamu.."
Undangan kopdar dirumah Nabila Minggu pagi, menjadi acara main berikutnya setelah habiskan Sabtu bersama Salwaa di Kanfer.
Membanggakan untuk tahu, Salwaa berikan sesuatu yang baru untukku ditahun baru ini.
Dia semakin pintar berinteraksi dengan sekelilingnya. Satu contoh, saat naik angkot, seorang ibu paruh baya berkenan menanyakan beberapa hal standar.
"Rumah kamu dimana?"
"Rumah aku jauh," jawab Salwaa.
Yang membuat terkejut dan surprise, Salwaa bertanya balik!
"Kalau Bude, rumahnya dimana?"
"Bude rumahnya deket situ, mau ikut turun?" Timpal ibu tersebut sambil tersenyum.

Waah, jujur, interaksi Salwaa seperti itu surprise sekali buat aku. Secara aku bertemu Salwaa sekali seminggu, jujur, seingatku, aku agak sedikit lalai biasakan hal-hal seperti itu.
Hm.. Mungkin ini sesuai dengan pernyataan Mamah mertuaku,"Aku sudah mengajarkan hal terbaik untuk anakmu, Nik. Jadi, jangan takut. Salwaa insya allah menjadi anak yang baik dan bisa membanggakan kamu dan suamimu."

Mamah benar. Di 2 tahun dan 9 bulannya, Salwaa sudah melakukan sikap-sikap standar sesuai harapan orang tua lain pada umumnya.

Diketerampilan fisik, keberaniannya naik sendiri dan mengayuh sepeda roda empatnya semakin meyakinkan.
Saat menginap diKanfer, tidak mungkin lah aku menggotong-gotong sepeda baru Salwaa ini. Akhirnya, selain meminjam sepeda 3 roda yang masih cukup untuk tekukan kakinya, Salwaa pun berani menaiki dan mengayuh sepeda roda 4 mas Ilyas, salah seorang anak tetangga diKanfer.
Kayuhan yang tidak sempurna memang. Jika memaksa mengayuh satu putaran penuh, Salwaa harus bergantian menyentuhkan ujung kakinya disalah satu pedal. Jadi, sementara ini, Salwaa terhitung hanya menggerakkan salah satu pedal, bergantian kaki kiri/kanan. Meski begitu, sentakan bergantian tersebut bisa menggerakkan si sepeda bolak/balik dari ujung sebelah barat gang sampai ke ujung timur. :)

Di rumah Nabila pun, Salwaa tidak malu-malu 'berkeliaran' dari depan sampai belakang rumah. Aku yang jadi sedikit malu :P
Naik dimainan ayunan, dikuda-kudaan, berfoto bersama Mbak Niea dan Mbak Fanny dan dapet temen baru bernama Silvy :)
Sampai 2 siang, akhirnya para Toekang Loenpia membubarkan diri.
Bekal lunch semangkuk soto, martabak telur, tape goreng, kacang mete dan penutup es buah yang banyak, membuat sebagian besar para Toekang memimpikan bantal dan kasurnya :P Temasuk Salwaa :P
Turun di depan Pizza Hut Sukun, kepalanya sudah oleng oleh ngantuk.
Terpaksa, trip Psr Ungaran-Pring Kurung aku tempuh bersama ojek. Manalagi lupa mbekel jaket dan Salwaa tampaknya ogah dikrudungin.
Menggendong Salwaa tanpa jarik dan cangklongan ransel dipunggung, rupanya tak menyurutkan Mamah mertuaku dari marah. Mamah tidak rela melihat Salwaa berpanas-
panas ria. Beliau bilang,"Aku terlalu sayang sama anakmu. Dan eman sama kulit putihnya. Jadi, lain kali, anakmu jangan diajak panas-panasan begitu. Kulitnya bisa gosong dan hitam"

Saat pulang di setengah enam sore, tak lupa aku," Nuwun Ngepuro ya Mah. Lain kali, aku gak ngajak Salwaa panas-panasan lagi deh."

Yah, sudah lah.
Mamah memang sangat senang dengan bawaan putih kulit Salwaa.
"Kayak anak londo, Nik," ujarnya satu saat.

Yah, sudahlah.
Walau tahun baru kali ini, mas Rinto masih d Bekasi sana, telponnya di Minggu pagi insya allah cukup redakan rinduku, juga rindu Salwaa. "Halo Ayah....Namaku Wawa. Aku lagi main sama Bunda......." {yah, sudah kangen berat lagi....:(}

Related Posts

There is no other posts in this category.

2 comments

  1. Hehehehe..
    lucu bener tuh si Salwaa yak Bund, pengen nowel2 deh ^^

    ReplyDelete
  2. >> Reth : Ojo nowel2 thok :D Dipeluk boleh, digendong boleh, n sisan salam tempel Nomban, buat mainan di GameZone :P [beneran Nomban g siy? :P]

    ReplyDelete

Post a Comment