Tak terasa sudah memasuki bulan kedua. Saya dan suami bekerja serta menetap di salah satu destinasi wisata kelas dunia Lombok. Gili Trawangan. Satu di antara tiga gili di singkatan Gili Tramena atau Gili Matra. Tiga pulau kecil terkenal di sisi barat laut pulau seribu masjid.
![]() |
Salah satu angle matahari terbit. Yang ini dari atas bukit di tengah pulau. Dokpri |
Awal datang, tentu saja ekspektasi hendak maksimal seperti turis. Dapatkan momen-momen terbaik, mulai dari matahari terbit sampai terbenam. Namun, karena memang ke sini untuk bekerja, ternyata ekspektasi awal ini menjadi terlalu tinggi. Jam kerja padat mulai Senin sampai Jumat, praktis berburu dua momen tersebut harus bijak. Jangan sampai karena mengejar momen, kualitas kerja malah jadi buruk.
Waktu Terbaik Berburu Matahari Terbit
Sepanjang Juli sampai awal September ini, rata-rata waktu matahari terbit sekira pukul 6.20 pagi. Bergeser hanya sekitar 5 menit, kira-kira di waktu yang sama namun saat petang, kita bisa dapatkan momen matahari terbenam. Pengalaman pribadi saya, dua momen ini sama-sama punya kesempatan sajikan pemandangan alami terbaik. Meski misal jika ingin nikmati matahari terbit, justru dari lokasi matahari terbenam -- dengan kata lain, kita menunggu sunrise di sisi barat Gili Trawangan. Bukan apa-apa. Demi mampu menjawab pertanyaan, 'Apakah pemandangannya akan se-eksotis jika menunggu mentari terbit di sisi timur?"
![]() |
Hasil tes awal, momen matahari terbit dari sisi barat gili pesta. Dokpri |
Tentu saja, momen terbaik memang selalu sebaiknya sesuai lokasinya. Bahkan, ada sisi pulau yang menjanjikan keduanya sekaligus, Pagi bisa menikmati mentari terbit, berlatar siluet Gunung Rinjani, juga dua gili kecil lainnya (Meno dan Air). Waktu petang, dapat juga mentari terbenam, bersanding dengan siluet Gunung Agung di Bali. Saat menuliskan ini, saya baru sadar, belum praktikkan sendiri. Sepertinya harus saya coba di weekend ini. Yuk mari..
![]() |
Di spot ini, terdapat landasan helikopter dan beberapa properti yang instagrammable. Early sunset, pantai yang surut memungkinkan kita memotret pohon. Dokpri |
![]() |
Ungu, jingga, violet, sesaat setelah mentari tenggelam. Namun sinarnya terhalang kerucut puncak Gunung Agung di Bali. Dokpri |
Senja Terbaik, Dari Pantai atau Atas Bukit?
Bagi saya, setiap kesempatan menunggu dua waktu terindah alam ini, rasanya serba terbaik dari manapun menikmatinya. Jika sebelumnya lebih sering dari pantai, karena waktu yang serba terbatas -- saat hanya trip sehari, temani tamu, atau acara seminar yang dihabiskan di dalam ruangan. Kali ini, sempat saya lakukan menanjak bukit memburu matahari terbit, lalu sorenya menyusuri anak tangga beton -- yang ternyata pintu masuknya di halaman salah satu properti besar, sehingga sangat jarang masyarakat umum naik ke bukit melalui deretan anak tangga ini.
Jadi, catatan khusus saya adalah, kita berkesempatan mendapatkan baik itu momen matahari terbit, juga terbenam. Entah dari pantai, pun dari atas bukit. Tips kecil saya agar bisa dapatkan keduanya:
Satu, kita minimal harus menginap semalam di Gili Trawangan. Utamanya agar punya waktu istirahat dan tidak terburu-buru membeli tiket penyeberangan kembali menuju mainland (pulau Lombok). Ah ia, hampir terlewat. Perahu penyeberangan publik menuju dan ke gili cantik ini, membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Paling awal di sekitar pukul 7.30 pagi, paling lambat sekira pukul 5 sore.
![]() |
Spot sunrise, hanya 5 menit dari tanjakan awal bukit di Gili Trawangan. Dokpri |
Dua, mengapa saya menyarankan dari atas bukit? Setidaknya kita mendapatkan pengalaman berbeda dari turis kebanyakan yang lebih sering menikmati waktu di pantai. Saya sempat bertemu sekelompok rusa yang hidup bebas di atas bukit ini. Burung-burung. Ayam hutan, Pastinya jauh berbeda dengan yang memburu konten dari area pantai saja.
![]() |
Langit cantik bersanding dengan ujung ranting kering pepohonan di atas bukit. Dokpri |
Tiga, sebagai pencinta ketinggian, tentu sisi-sisi indah tiga gili akan tampak berbeda, Tetap ada sisi kita dapatkan mentari terbenam di samping Gunung Agung yang kerucutnya sering terlihat sempurna. Juga pelengkap koleksi foto, meski hanya andalkan kamera di hp saja. Setidaknya kita bisa miliki konten yang seolah-olah ditangkap menggunakan drone. Padahal hanya kebetulan dapatkan angle yang pas, pun karena bisa memotret dari atas ketinggian.
![]() |
Early sunset lainnya. Sempat saya potret satu kapal besar, perahu publik dan perahu nelayan sedang melintas di latar foto. Sayang, hasilnya ternyata tak bagus. Dokpri |
![]() |
Salah satu sisi pulau. Properti ini terkenal sebagai tempat dugem. Musik jedag jedugnya sudah mulai diputar sejak sore. Dokpri |
![]() |
Pemandangan rutin harian, dari sisi tersibuk, pelabuhan umum di Gili Trawangan. Lebih dikenal sebagai 'Sentral'. Dokpri |
Island Hopping Apalagi di Gili Trawangan?
Untuk yang waktunya terbatas, berikut pilihan aktivitas lain selain hanya bengong menunggu matahari terbit atau terbenam. Pembeda utama, ya ini jenis aktivitas berbayar ya. Bukan gratisan seperti banyak momen dari setiap foto yang terpasang di post ini.
![]() |
Paddle Board biasanya sambil menunggu sunrise. Banyak pantai sedang surut dan sisakan ombak tenang, nyaman untuk aktivitas ini. Dokpri |
![]() |
Aktivitas gratis lainnya, ya berenang di pantai. Lalu lanjut jalan-jalan kelilingi pulau. Dokpri Sisi lain aktivitas paddling di sisi timur. Dokpri |
![]() |
Berenang santuy dengan latar mentari terbit. Uhhuy. Dokpri |
Baiklah. Tulisan ini sedikit pembuka. Kawan-kawan pembaca setia blog ini, bisa tinggalkan komentar, jika ada yang hendak diketahui lebih dari Gili Trawangan. Sampai jumpa di tulisan berikutnya ya.
*Gili Trawangan - Sabtu, 6 September.
Post a Comment
Post a Comment