Link Banner

Wisata Berkelanjutan Lombok di Pesona Ramadan 2018

Rinjani masih menjadi magnet utama? Menyedot segenap inderamu dan menatapnya lekat-lekat. Baik saat menuju Lombok dari arah laut, manalagi jika kamu memilih terbang di penerbangan pagi atau sore. Tunggu. Di Sembalun, Rinjani benar selalu menjadi yang terindah. Namun, sudahkah kamu menengok sedikit lebih jauh, luas dan lebar? Di Lombok, keindahan apapun yang ingin kamu temukan, ada. Syaratnya hanya satu. Berjalanlah lebih jauh. Memandanglah ke segenap arah angin.
Kini, menikmati Rinjani bersama anak-anak sudah sangat mudah pun nyaman. Dokpri
Satu kisah terbaikku, berada di tempat indah di kaki Rinjani. Desa Sembalun. Kini mekar menjadi satu kecamatan dengan enam desa terpisah. Menuju Sembalun dari arah barat, hutan rapat berujung pada kanopi Duacontomelori Mangiferum (pohon Daoki), serupa pintu segala arah trilogi Narnia. ‘Gerbang’ dari keindahan berikutnya, persis di Pusuk Pass. 

Di Pusuk Pass, barisan bukit menutupi siluet Rinjani. Keyakinan karena telah pahami letak Rinjani dengan baik. Keyakinan karena pernah belasan kali bercengkerama di dua jalur utamanya. Pendakian dari pintu Sembalun sendiri, dan Senaru di sisi utara. 
Sunset berlatar siluet Gunung Agung Bali. Bidikan dari atas mobil, perjalanan kembali menuju Senggigi. Dokpri
Namun, Lombok bukan hanya tentang Rinjani dan Sembalun. Masih banyak sisi indah lain yang bisa kamu eksplor. Di kunjungan pertama, pun sama pantas untuk kunjungan berikutnya. 

Mari memulai, di jejak pertamamu tapaki anak tangga pesawat. Mendarat di Bandara Internasional Lombok (BIL), di Lombok Tengah. Destinasi-destinasi terbaik Lombok, selalu tepat kamu kunjungi, bahkan saat Ramadan tiba.

Sejarah, Tradisi dan Keindahan Sasak Lombok 

Ya. Tiga hal utama ini telah menyambutmu, bahkan di rentang setengah jam berkendara, keluar dari gerbang utama BIL. Desa adat dan tradisional Sade. Sejarah dan tradisi kehidupan asli masyarakat Sasak Lombok, dipelihara dan digambarkan dengan baik oleh warga desa Sade. Jejak rumah di masa lalu, beralas tanah, berdinding bedek dan beratap ilalang. Khusus di Sade, karena kontur tanah yang mengering saat musim kemarau, lantai rumah ‘disemen’ dengan kotoran kerbau. Tidak berbau, sebaliknya memberikan efek pendinginan alami. Satu bagian kisah, yang akan diceritakan oleh para tour guide, di kunjunganmu di desa ini. 
Dedare Lombok kenakan Lambung berwarna hijau dan songket motif Bintang Empet. Dokpri
Ingin menjadi Teruna (lelaki) dan Dedare (gadis) Sasak Lombok? Di tempat ini kamu bisa mencoba praktek menenun, memakai set Lambung (busana adat untuk perempuan) dan Dodot (busana adat untuk lelaki), membuatmu merasakan langsung kehidupan asli suku Sasak. Suku asli dan terbesar penghuni pulau Lombok. 

Jelang tengah hari, saatnya bersantap. Kamu akan diajak ke kawasan pantai Kuta. Iya, di Lombok juga ada pantai Kuta. Meski saat ini, banyak letter board baru bertuliskan Mandalika. Sejalan dengan jadikan kawasan ini, sepuluh destinasi prioritas Bali Baru, ditajuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. 
Praktek menenun di Desa Adat Sade, Lombok Tengah. Cred. Yani Hurmayani
Pilihan motif syal di Sade. Dokpri
Pasangan pengantin Sasak Lombok, masih dengan songket Bintang Empet. Dokpri
Setengah hari pertamamu di Lombok, telah dapatkan sejarah, tradisi dan keindahan alami. Selain Kuta, usai makan siang, kamu akan datangi pantai Tanjung Aan. Berikutnya, menunggu sunset di Bukit Merese. Masih ingin tambahkan Batu Payung? Jika kamu yakin tubuh lelahmu usai terbang sekian jam, takkan ada yang menahanmu dapatkan sebanyak mungkin. Sejarah, tradisi dan keindahan Lombok di bagian tengah, selalu berhak kamu dapatkan. 

Kenyamanan, Modernitas dan Religius Lombok 

Jika eksisnya pariwisata Lombok dihitung per tahun 1991 lalu, hitungan 27 tahun, setara usia dewasa manusia. Di hitungan tersebut pula, kawasan wisata Senggigi di Lombok Barat menjadi nadi utama. Berbagai hotel berbintang, pun kini tersedia untuk para backpacker, telah menjadi poros sebagian besar destinasi wisata lain di Lombok. 

Jaringan Accor Hotel, Sheraton, hotel-hotel boutique dan vila seperti Puri Mas atau Quincy Villa. Pun yang terbaru, mengusung konsep syariah di Svarga, atau modern di Katamaran. Senggigi, spot rujukan estimasi waktu berkendara, dari ribuan jenis paket wisata yang tersedia di Lombok. 
Dermaga Teluk Kombal, Lombok Utara. Dermaga speed boat menuju Tiga Gili. Dokpri
Di pusat kota, sekaligus ibukota propinsi yaitu Mataram, semua kebutuhan khas kota terpenuhi. Tapi tunggu, di samping semuanya, di Mataram pula tersedia spot-spot wisata religi. Di julukan seribu masjid, tak banyak yang tahu, bahwa Lombok juga multi ras, multi agama dan multi budaya. Benar belum ada gereja katedral megah layaknya di kota-kota besar di Jawa. Namun, satu mushola dengan eksterior serupa vihara, satu wujud sederhana solidaritas beragama di Lombok. Masih pula ada Pujawali dan Perang Topat, di Pura Lingsar, Narmada. Dua seremoni adat kental bernuansa Islam dan Hindu Bali, di perayaan Maulid Nabi atau Lebaran Topat (sepekan tepat usai Lebaran Iedul Fitri). Kota air di Lombok Barat, ikonik dengan Air Awet Muda di Taman Narmada. 

Atmosfir Dunia dan Surga Bawah Laut, Pun Negeri Atas Langit di Sangkareang 

Malam pertamamu di hotel terbaik dan favorit di Senggigi, namun tripmu biasanya akan mengarah ke spot-spot di Lombok Utara. Glass bottom trip akan menyibukkanmu seharian. Snorkeling di tiga spot, Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Di Trawangan pula, kamu akan rasakan nuansa berbeda. Papan-papan penunjuk tempat hampir semuanya berbahasa asing. Terbesar, tentu di Bahasa Inggris. 
Satu spot cantik, di snorkeling Gili Meno. Dokpri
Siluet Rinjani, di ruas jalan menuju desa Senaru. Lombok Utara. Dokpri
Bunga karang, masih di spot Gili Meno. Dokpri
Di sini pula, paru-parumu akhirnya bisa sejenak tidak dimasuki karbondioksida. Tak ada kendaraan bermotor, satu pun. Sepeda kayuh, cidomo (cikar-bodi kayu, dokar-ditarik kuda, dan mobil-roda dari ban mobil bekas, tiga bahan utama di becak a la Lombok), dan motor listrik menjadi moda transportasi di pulau kecil (di Lombok disebut Gili) ini. 

Snorkeling spot menjanjikan surga bawah laut Lombok. Ah, nikmati sajalah sendiri. Aku khawatir, kata-kata akan membuatmu tak fokus mencari keindahan-keindahan ini. 

Usai seseruan nikmati pantai cantik tiga gila, habiskan waktu di surga bawah lautnya, berusahalah dapatkan istirahat terbaik. Penutup trip vitamin sea memberikanmu hint dari trip seru di hari berikutnya. Sunset di Nipah Point, di perjalananmu kembali dari tiga gili, tampakkan siluet Gunung Agung di Bali. 

Pemandangan Gunung Rinjani, sebagian sudah terlihat saat kamu menyeberang ke tiga gili, kini menjadi objek utama. Tenang, kamu tidak akan menanjak di salah satu jalur pendakian utamanya. Meski saat ini kamu sedang menuju desa Senaru. Dua air terjun cantik menunggu, sayangnya, ratusan anak tangganya memang akan menguji ketabahan kakimu. Usaha yang lunas terbayar. Air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep, penyempurna keindahan alam yang kamu dapatkan di Lombok. 

Sembahulun, Selaparang dan Pantai Pink 

Saatnya pindah hotel. Kamu telah dapatkan sisi-sisi terbaik Lombok, di tengah, barat dan utara. Kini, sempurnakan semuanya, dengan spot-spot di sisi timur. Pilihlah hotel yang berikan siluet sempurna Rinjani di setiap pagi dan sore. Beberapa hotel bahkan sangat dekat dari pos utama, pintu pendakian Rinjani di desa Sembalun. Sebagian kisahnya, telah kamu baca di awal tulisan ini. 

Jika di referensi wisata yang kamu baca sebutkan Waktu Telu sebagai salah satu keunikan budaya Lombok, Sembalun juga menjadi salah satu jejaknya. Referensi terbanyak akan membawamu kembali ke Senaru, di Lombok Utara. Namun, kata Sembalun sendiri, sejatinya berasal dari kata Sembah Ulun. Berarti ‘Tempat Memuja Ke-Esaan Tuhan’. Utamanya karena lokasi Sembalun yang dulunya berada di ‘pucuk’ langit. Menuju ke sini serupa menempuh jalan hampir seratus kilometer, kelilingi sisi terjauh timur laut Lombok, pun tentang merayapi pelan punggung timur Rinjani. Kata Sembahulun pula, sedikit dari jejak, dulunya warga desa lekat dengan kebiasaan Animisme. Yang kemudian belakangan dikenal sebagai budaya Waktu Telu. Di sini pula, upacara adat Ngayu Ayu, menjadi destinasi fotografer kelas dunia. Hanya diadakan sekali dalam setahun.
Kids Jaman Now, on their way ke one nite camp di bukit-bukit di Sembalun. Dokpri
Bike Tour dan track Panorama Walk di desa Sembalun. Dokpri
Hmm, berenang di kolam di dinginnya Sembalun. Ayok! Spot, Hotel Nusantara. Dokpri
Rehat usai Bike Tour di puncak bukit Selong, Sembalun. Dokpri
Jalur baru kini membuka lebar. Bahkan menjanjikan spot-spot dengan pemandangan eskotis baru. Sebagiannya sudah pula aku kisahkan di atas, di Pusuk Pass Sembalun. Estimasi berkendara kini jauh lebih hemat waktu. Tak lagi bisa aku sebutkan, empat jam one way. Cukup dua sampai dua setengah jam, udara khas gunung nan dingin dan petak-petak sawah warna-warni, menghampar di hadapan. 

Sebentar, sebelum benar-benar sampai di Sembalun, mampirlah untuk foto trip di kompleks Makam Selaparang. Spot ini akan kamu datangi di tengah perjalanan menuju Sembalun. Batu-batu kali besar, nisan-nisan berukiran khusus, latar dari kisah Kerajaan Selaparang. Satu dari jejak kerajaan asli suku Sasak Lombok, di masa silam. 

Sampai di Sembalun, segera setelah lepas penat dan kemasi koper, bersiaplah menikmati kisah-kisah para Sembahulun. Panorama walk dan bike tour, membuatmu melihat sisi indah lain Lombok. Perdu berbunga indah nan kontras, di latar barisan bukit di gradasi warna biru sampai hijau pekat. Kuliner dan kisah-kisah masa lalu. Bagaimana dengan sedikit rerasan tentang Samalas? 
Rumah Baca di Sembalun. Dokpri
Rumah Baca ke-2, di desa Sajang, Sembalun. Dokpri
Ah ia, kamu pencinta buku? Luangkan sejenak waktumu, tambahkan koleksi buku bagi para anak-anak Sembalun. Dua Rumah Baca di desa ini akan membuatmu berjanji, di lain waktu, kembalimu ke Lombok akan membawa lebih banyak lagi buku bacaan terbaik. Tentu juga, beberapa sesap kopi terbaik. Kopi kelas dunia. Arabica Sajang Sembalun, atau pahit khas dari Robusta. Temanimu asyik berbincang tentang apa saja. Kenakan jaket atau sweater favoritmu, akan unik menjadi koleksi foto, bersama para Teruna Sembalun yang berselimutkan sarung. 

Di hari ke-4, kembali kamu akan nikmati pantai terbaik Lombok lainnya. Trip sehari ke Pantai Pink, kini di sisi tenggara pulau. Meski berat, kopermu sudah harus dikemasi dari hotel di Sembalun. Yakinlah untuk memilih penerbangan pulang di malam hari, karena trip di hari terakhir membuatmu yakin berucap, ‘betapa enggannya pulang dari Lombok’. 

Trip sehari ke pantai Pink, tentang kembali snorkeling di Gili Petelu. Berburu foto cantik pantai dengan butiran pasir berwarna pink, satu dari sepuluh pantai sama di dunia. Pecahan karang merah, jadikan pasir halus di pantai yang juga dikenal sebagai Pantai Tangsi ini, seringkali terlihat pink pekat. Foto trip terakhir di gosong pasir, pun disebut Gili Pasir. Kini, check in dan kembali ke BIL, membuatmu sibuk mengenang, gerangan keindahan mana yang ingin kamu lekatkan sempurna di kenangan. 

TWA Tunak dan Kawis Krisant, Lombok Sustainable Tourism Spot 

27 tahun eksis di pariwisata, kini Lombok semakin membuka diri pada berbagai jenis wisata baru. Dari sekian banyak yang ada, aku kisahkan dua dulu, Taman Wisata Alam (TWA) Tunak di Lombok Tengah dan Kampung Wisata Kreatif Sampah Terpadu (Kawis Krisant) di kota tua Ampenan, Lombok Barat. 

TWA Tunak, berada di sisi selatan Lombok. Cukup dekat dari arah tenggara pulau. Konservasi kupu-kupu dan rusa, dua dari sebagian spot penting yang dikembangkan di kawasan ini. Sisi lain, sebagian kisah dari jejak kerajaan Putri Mandalika, pun ikonik Lombok berikutnya, melalui legenda Putri Nyale. Latar dari agenda rutin tahunan berskala dunia, Festival Pesona Bau Nyale. Jika KEK Mandalika libatkan investor besar dari negara Timur Tengah, TWA Tunak jejak dari kepedulian pemerintah dan warga negeri ginseng, Korea Selatan. 
TWA Tunak di Lombok Tengah. Dokpri
Butterfly Learning Center di TWA Tunak. Dokpri
Kawis Krisant, serupa konsep Kampung Pelangi di kota Semarang, Jawa Tengah. Kisah rintisan dan komitmen tinggi seorang Aisyah Odist, mengolah dan kreasikan sampah plastik, melibatkan warga terdekat dari rumahnya. Satu sudut di bantaran sungai Jangkok, kota tua Ampenan, menjadi spot wisata baru. 

Dua spot dari banyak spot baru lainnya, telah dan sedang dikembangkan Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) di empat kabupaten di Lombok. Ah, hampir saja terlupa sebutkan Pasar Pancingan. Spot yang padukan konsep pasar tradisional dan modern, hadirkan spot-spot instagramable bagi para netizen milenial. Kerap disebut Kids Jaman Now
Lapak Money Changer alias Penukaran Kepeng (alat belanja di Pasar Pancingan). Dokpri

Aisyah Odist di belakang, saya, Wartawati Tabloid Nova dan Pak Amir Muslim (Manager Lombok Taksi) di Kawis Krisant. Dokpri
Pasar Pancingan di desa Bilebante, Lombok Tengah. Dokpri
Pasar Pancingan berada di desa Bilebante, Lombok Tengah. Aktifitas memancing bagi para ayah, jurakan tindok (panjang pinang yang direbahkan dan diletakkan di atas kolam), spot panahan, pun lapak-lapak yang jajakan kuliner khas Lombok. 

TWA Tunak, Kawis Krisant dan Pasar Pancingan, mungkin belum masuk di tripmu selama empat hari tiga malam kelilingi Lombok. Namun akan selalu pantas dimasukkan di dream list tripmu berikutnya. Terutama, karena semua spot wisata di ulasan ini, telah didukung akses-akses jalan raya serba lebar dan mulus. Moda transportasi, offline maupun online (khusus online, sayangnya baru tersedia di daerah Lombok Barat, utamanya di pusat kota Mataram). Rumah sakit-rumah sakit (RS) mulai setara puskemas, tipe umum dan kelas mulai dari D, C (RS Harapan Keluarga, privat dan kelas C) serta B (RSU Mataram). ATM center di berbagai kota kabupaten. Tentu juga kesiapan dari petugas kepolisian, sesuai tingkat operasionalnya. 
Islamic Center berlatar barisan perbukitan di pusat kota Mataram. Dokpri
Sarana dan prasarana, didukung sinergi berkelanjutan dari para stakeholder kepariwisataan. Bekal dasar, menjadikan Lombok benar siap, menjadi destinasi dengan spot wisata yang berkelanjutan. Berdampingan dengan berbagai konsep dan brand promosi lainnya. Wisata Halal, Labbaik Lombok, KEK Mandalika. 

Kamu, kapan berkunjung kembali ke Lombok? 

Referensi: 

Related Posts

33 comments

  1. Bingung mw komen apa... Anyway foto trakhir keren... Izin save ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini sudah komen, bingung mw komen apa.
      *eh

      Silakan.
      Ini angle dari salah satu kamar di Hotel Santika lo.
      Fyi saja si.

      Delete
  2. Uwaaah, Lomboooook, kapanlah yaa bisa sampai ke sini. Kek nya masih jadi waiting list daerah ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk buruan ke mari mak.
      Ajak keluarga besar, makin seru liburannya ^^

      Delete
  3. Mantep...., udh itu aja😀😀😀👍👍👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tampiasih bang Iman. Belum kesampaian ini, snorkeling di dua gili Mangrove, Sulat dan Lawang.
      Salam sore.

      Delete
  4. Kangen mau ke Lombok lagi. Sayangnya kerjaan sudah selesai, jadi kalau mau ke Lombok harus usaha sendiri hihi.

    Doakan semoga bisa ke Lombok lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap Daeng.
      Kalau sampai ngetrip lagi ke Lombok, ajak keluarga besar.
      Seru banget pastinya ya.

      Delete
  5. lombok sekarang keren yaa.. tidak semata gunung dan laut saja.
    foto terakhir keren banget euy..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya banget mbak Endah.
      Wisata di Lombok kini semakin komplit.

      Semoga bisa segera berlibur ke Lombok yaa.

      Delete
  6. Yaa Allah aku makin pingin ke Lombok deh, semoga dalam waktu dekat bisa berenang di sembalun trus selfie di mandalika. Aminin ya Mbaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin mbak Nia.
      Yang utama, puas-puasin mbidik semua angle terbaik Lombok.
      Jangan lupa praktek menenun songketnya juga ^^

      Delete
  7. Kain tenunnya keren-keren, aku suka ☺

    Panorama di swimming pool Sembalun .. apik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, terima kasih.
      Iyap, salah satu spot favorit saya juga.

      Delete
  8. Pengeen bangeet ke Lombok niih bun.. hiiiks😢 blm ada ajakan niih dr suami tercintah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga suami tercinta segera ngajakin yaaaa..
      Semoga kita bisa meet up juga.
      Dobel aamiin ^^

      Delete
  9. Ini destinasi yang belum kesampaian nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga segera kesampaian, berlibur ke destinasi terbaik Lombok.
      Aamiin ^^

      Salam sore mbak Ade Anita ^^

      Delete
  10. Huaaa.. Sesak nafas saya liat keindahan pulau ini. Kpn ya bisa ke sana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga segera mbak Farida, aamiin ya Rabb ^^

      Delete
  11. aduhai cantiknya lombok, kainnya pemandangannya...aku awam banget ttg lombok bc postingan ini jadi pingin kesana nih mbak ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mbak Prana, alhamdulillah.

      Alhamdulillah ke-2, tulisanku bisa jadi bahan update destinasi wisata di Lombok ^^

      Delete
  12. Nggak sabar ingin ke Lombok 😍
    Tadinya mau ke gili-gili, lalu muncak ke Rinjani. Tapi jadwal cutinya susah banget nih, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, semoga berjodoh dan bisa berlibur segera ke Lombok.
      Semoga juga manajemen kantor bisa berikan jadwal cuti yang lega dan cukup.
      Dobel dobel aamiin deh ^^

      Delete
  13. Hmm luar biasa, saya rekomendasikan berlibur ke Bantimurun di Sulsel mba, taman kupu-kupunya sangat eksotis dan bervariasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tampiasih dengan rekomendasinya.
      InsyaAllah masuk dream list saya, kalau beruntung travelling ke Makassar.

      Delete
  14. Terakhir ke lombom bulan 2014. Ketika itu naik gunung Rinjani. Belum sempat berkeliling lombok. Selama di sana, aku sangat kagum dengan megahnya masjid-masjid yang ada di lombok

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah sudah beruntung nanjak Rinjani.
      Tinggal berlibur ulang ni, saya rekomendasikan pantai2 dan gili2 Lombok buat kunjungan ke-2.

      Salam sore.

      Delete
  15. Lombok memang beragam dan banyak yang keren destinasi pariwisatanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepakat. Di eksplor, tetep saja nggak habis-habis.

      Delete
  16. Dong Ayok ke Sembalun, keliling sembalun menikmati Panorama Indah Aktivitas pertanian Dan budaya masyarakat Di Lereng Rinjani dengan bersepeda..

    ReplyDelete

Post a Comment