Link Banner

Hedon? Is?

4 hari terakhir, atas ijin Allah SWT aku mampu lewati lagi momen-momen tersulitku. Dan pagi ini, di dompet merah kecilku, hanya tersisa 500perak. Namun, hatiku membentang seluas galaksi. Adalah hadiah terbesar, bisa batasi pikirku tak lebih dari satu jam kedepan. Dan membuat 500 perakku yang tersisa, sangat berharga dan sekaligus tak berarti apa-apa.
Detik ini, mungkin ia masih aman diselipan kantong receh. Sejam kedepan, tak ada yang tahu, kemanakah ia bergerak.
Satu jam onlen tadi pagi, kawan-kawan dekatku di Jakarta Selatan sana dan sebagian besar lainnya, terendam banjir.
Biasa dan tak biasa disatu sisi. Semarang bagian Banyumanik sini, 3 hari terakhir hanya berikan sedikit mendung yang curahkan airnya hanya beberapa jam. Dan, meski sudah hampir 3 tahun disini, aku tidak pernah hadapi banjir. Bocor paling. Atau angin kencang di Ungaran sana.Pagi tadi, cerah malah mengisi setiap pojokan sepemandangan mata. Yakin aku cuci semua pakaian dan sprei kotor. Hangatnya bisa sedikit segarkan kulit sawo matangku yang agak pucat, karena mendung di tiga hari terakhir.
Banjir, sesuatu yang tidak bisa dihalangi apapun, siapapun.
Si kaya dan si miskin, si kaya sedang, kaya baru, miskin akut ato miskin biasa.
Banjir hanya sedikit tercegah oleh tanggul, dan sedikit saja tanggul itu terlewati, tak ada lagi yang menahannya.
Kukira, pagi cerah begini, membuatku agak kehilangan fokus. Kukira, aku selesaikan saja tulisan lainnya...
Ada sedikit selipan pikir,"Alaaaaaaaaaaa, si Nanik gi sok miskin niy...."
Yup. Secara g sengaja, aku sering terkesan sok miskin. Di aku sendiri, aku hanya terbiasa merasa biasa-biasa saja.
Dulu sekali, saat baru beberapa hari kenakan kerudung, ada temenku bernama Didin. Berangkat kuliah, pun saat pulang, dia selalu temani aku. Sampai pun ada teman lainnya yang anggap kami berpacaran, dan paksa aku tanyakan dia, apa yang dia inginkan dari kedekatan kami.
"Aku hanya ingin pastikan, dengan berkerudung begini, kamu tidak lagi pengen pergi ke pub atau diskotik.."
Aku hanya memandangnya takjub.
Dulu sekali, saat aku menjadi juara lomba membaca diminggu pertama masuk kelas 1 SD dan membuatku menjadi juara kelas, kemudian membuatku habiskan banyak buku, cerpen, biografi, koran-koran pembungkus bekas, Freddy S, Wiro Sableng dan John Grisham, satu hal yang benar-benar membuatku alergi dan tidak berminat samasekali, adalah, diskotik.
Aku tidak betah dengan suara bisingnya, walau akhirnya aku lelap di hentakan beat Rage Against The Machine.
Aku lebih tak betah lagi dengan keramaiannya, dan sampai pun sekarang, aku cepat pusing dan 'hilang' di keramaian berbentuk apapun. Pasar, rumah sakit, panggung2 hiburan, mall.
Aku sangat betah di keramaian kata-kata. Bergumul di ribuan karakter tak terduga. Bercinta dengan rasa tak berbentuk, dengan tokoh entah siapa.
Masih begitu dan aku ingin selalu begitu.
Dulu, saat masih kuliah, ada satu temanku yang dipanggil dengan julukan 'hedon'.
Lama tak mengerti apa arti kata tersebut. Menjadi agak mengerti, ketika salah satu kontestan putri Indonesia entah ditahun berapa, samasekali tidak mengerti apa itu hedonis. Dan lebih mengerti, saat skip reading novel Jakarta Under Cover EmkA.
[link hedonis itu apa ya...--blom sempet, besokan dulu yak]
Dan kini, dengan 500 perak, kesenangan macam apa yang bisa ku beli dan ku dapatkan?
Balon tiup? Dapat satu tube kecil memang. Tapi, tak ada Salwaa bersamaku. Buat apa?
Masako? Bumbu masak untuk bahan apa? Ada gula, dan satu mi instan yang tersisa dikamar kosku.
Ah ia, 500 perak, bisa untuk satu tahu susur atau mendoan atau pergedel jagung favoritku. Semoga bentaran siang, tetanggaku yang berjualan pecel dan serba gorengan membuka lapaknya. Lunch dengan satu gorengan lumayan-lah..
Aku pembohong jika tidak tuliskan ini. Aku bisa makan siang dengan nasi dan lauk, tentunya, setelah jadi debitor [ben rodo canggih sitik :D]

Related Posts

There is no other posts in this category.

4 comments

  1. Duuhhh Bund,
    kayaknya dirimu in de trouble gitu yaa...
    yang tabah ya Bund..
    *muaccchhh*

    ReplyDelete
  2. >> Reth : Thank you honey...[wadu, keknya komen Ibeth kliwatan deh...ato mang di lain posting yak :D]

    ReplyDelete
  3. salut buat kamu bund...bisa setegar menghadapi cobaan dan rintangan
    yg sabar ya buuuun

    ReplyDelete
  4. sabar ya buuunnnn


    salut baut ketabahan bunda;)

    ReplyDelete

Post a Comment