Link Banner

Impuls Bernama Kenangan Masa Kecil

Meski sudah numpang hidup di era bertasbih jaman digital, dongeng pengantar tidur bersama anak-anak masih selalu paling seru ketika ceritakan kisah-kisah masa kecil. Pertanyaan tak selesai ketika masa kecil mereka menjadi cerita utama, pun sama tanpa akhirnya ketika kisahkan masa kecil orangtuanya. Saya dan suami.

Gendang Beleq dan anak-anak Sasak Lombok.

Saya?

Jika di banyak kisah masa kecil saya yang lain, saya paling suka ceritakan bagian serunya bermain petak umpet di atas tembok pembatas rumah dengan bersembunyi di balik rimbunnya dedaunan pepohonan pagar. Pohon Banten. Kalau meminjam istilah kekinian, karena saya dan teman-teman sedang bosan main petak umpet versi sembunyi di kolong meja atau kasur, for that;s were so years ago..
Nah, kali ini, saya ingin titipkan sebagian banyak kisah masa kecil saya di sekitar umur 4 sampai 5 tahun? Koq tahu? Batasannya, keluarga saya dulu pindah ke rumah batu persis ketika saya masuk kelas 1 SD. Sementara kisah-kisah yang ingin saya titipkan sekarang, terjadi dan berlangsung di rumah lama, rumah berlantai tanah, dinding bedeg (anyaman bambu) dan sempat pula beratap anyaman daun kelapa, namun kemudian menjadi lebih nyaman saat berganti genteng.

Terima kasih buat Mbak Anjar Sundari dan Mbak Nia Nurdiansyah atas temanya yang inspiratif banget. Tema pertama yang diberikan di Arisan Blog bersama blogger Semarang @GandjelRel.

Main yuuukk..
Compile beberapa yang terbaik yuk:
- Pesta duren.
Di rumah lama, balita hiperaktif pengisi rumah hanya saya dan kakak saya. Dua adik lelaki saya masih di bawah tiga atau empat tahun. Setiap bapak bawakan banyak duren, rasa-rasanya saya dan kakak berbagi masing-masing sebuah! Kenyaaaanggggg.

- Main ke pantai
Pantai Labuhan Haji hanya berjarak 7 km dari rumah. Saat bapak akhirnya miliki satu motor, saya ingat banget satu motor bisa muat enam anak dengan bapak di antara anak ke-2 dan ke-3. Jadi, empat anak-anak di belakang bapak. Untung saja waktu itu sudah ada besi tambahan di sadel belakang. Jadi, sadel motor yang aslinya memang sudah cukup panjang, masih muat juga buat dua anak-anak lagi di atas besi. Hihihihi

- Kasur king size.
Eh, bukan king size dengan busa empuk seperti di hotel-hotel lo yaa. Tapi, king size karena muat banyak. Hehehe..
Ada ibu yang masih menyusui full dua adik saya. Saya dan kakak yang hiperaktif. Jadi, sering ketika saya tetiba menggelundung ke bawah lemari karena jatuh, tetap saja bangun esok paginya masih di bawah lemari. Enak, adem sekaligus hangat. *eh


Beberapa kenangan seru kisah masa kecil lainnya :
- Punya banyak kakak-kakak SMA.
Khusus bagian ini, bahkan berlanjut sampai saya SMP di rumah baru. Jaman itu (tahun 80-an) satu-satunya sekolah atas favorit hanya ada di kota Selong, ibukota kabupaten Lombok Timur. Banyak kakak-kakak sepupu saya dari kampung yang akhirnya kos di rumah. Sayang, jaman itu jarang ada kios yang jualan es krim. Jadi jarang banget bisa 'malak' kakak-kakak yang lagi pacaran di sudut rumah dengan sogokan es krim..:p

- Dapur terbakar!!
Kisah ini campuran antara seru dan panik sekaligus. Gimana dong..Rumah berdinding bedeg. Jaman itu, terjadi juga kebakaran yang habiskan rumah warga satu kampung. Wah, panik maksimal deh.
Alhamdulillah, karena ada kakak-kakak SMA, sebagian mereka sudah tahu kalau karung goni yang dibasahkan bisa membantu memadamkan api. Langsung deh pembelajaran tak langsung ini melekat kuat di otak saya. Sekarang? Basahkan dulu berbagai macam lap yang ingin digunakan memadamkan api. InshaAllah lumayan membantu.

- Bertanam bawang merah
Kisah yang ini, khusus ingin saya tulis di bagian interaksi dengan ulat tanah. Ada yang tahu? Iyak, ulat tanah yang maksimal besarnya sepertiga ukuran batang korek api kayu. Berwarna hitam dengan larik putih kuning tipis.
Meski saya phobia ulat (masih belum sembuh sampai sekarang, hiks), ulat tanah termasuk salah satu terapi penyembuh saya. Ya itu tadi, karena diajak membantu bapak dan ibu saya pas menanam sampai memanen bawang merah, sikap mereka yang tunjukkan ulat tanah is ok dan 'ramah' banget buat dipegang-pegang, saya sendiri jadi ikut menularkan keyakinan itu ke anak-anak saya. Bukan di bagian jijiknya tapi di bagian bahwa tak semua ulat harus ditakuti. 
Jadi, saya merasa sangat lega ketika berhasil yakinkan anak-anak saya untuk santai memegang cacing, ulat sutera , kelabang atau ulat tanah. Asal jangan ulat daun yang ginuk-ginuk, mental-mentul dan sehat itu yaaaa...Hiiiiii *eh

Brb cari sungai, mau ciblon...
Duh, sebenarnya masih pengen nerusin cerita dengan banyak kisah lain. Tapi, disimpan dulu lagi saja kali ya. Biar jadi bekal kisah di dongeng pengantar tidur di banyak malam lainnya. Semoga masih disempatkan rezeki umur buat berkisah ke cucu-cucu saya nanti. Ya ampun, baru membayangkan saja sudah terasa seru!! ^_^


Related Posts

17 comments

  1. Pesta duren dan main ke pantainnya menyenangkan sekali mbak 😊

    ReplyDelete
  2. Banyak kenangan seru ya mbak Muslifa, apalagi yang pegang2 cacing itu.. hiii mbak dulu tomboi yaa..

    Yang tentang bertanam bawang itu mengingatkan saya waktu sd dulu mbak. Ada tetanggan saya yang.pekerjaannya ngupasin bawang merah. Banyak sekali sampai beberapa tampah dan dikerjakan oleh beberapa orang. Nah saya dan teman2 suka ngelihatin mereka dari dekat dan ikutan pegang2 meskipun sudah diingatkan nanti matanya panas. Tapi kami bandel, dan belum bubar kalau belum ada teman yang nangis karena matanya pedih dan berair :)

    ReplyDelete
  3. kasur king size nya pasti nyaman banget buat ngruntel seisi rumah ya Bun. seruuu

    ReplyDelete
  4. Halo mbak +Vita , iya banget...Sekarang, motor model begitu dah jarang banget. Duren juga pas musim dah mulai mahal, plus umur jg dah ndak boleh puas2in makan duren sebuah. ^_^

    Mbak +AnjarSundari , iya, anak-anak kecil di kampung sih, selalu tak ada hari tanpa main tanah, sungai dan sawah. Hiks, jadi kangen.

    Mbak +DiniRahmawati iyaaaaa...brasa sarden, tapi yg ini nggak pake bumbu *eh :))

    ReplyDelete
  5. Durennn... Kesukaanku mba.. Kalo dah ngumpul makan duren, semuanya bisa terlupakan. Sebelum ngerasa kekenyangan, gak akan beranjak dari tiker isi durian. ..
    Seru yaa mba. Pantainya, alamnya pasti keren banget.. Tunggu aku di lombok yaa mbaa

    ReplyDelete
  6. paling seru bertanam bawang merah y mba. Jaman dl mah ortu sllu excuse kalo kita main kotor2an yaaaks. ak jg dl paling suka main disawah. apalagi.pas hujan, tar lempar2an tanah kering sampai erciprat ke kaos dan muka2 kita bnr2 menyenangkaaannn...

    ReplyDelete
  7. Ternyata satu motor dengan penumpang yang banyak itu gak hanya meme aja, ya, Mbak. Hihi. Seru pasti nih. Rame2 sama saudara.

    ReplyDelete
  8. Meninggalkan jejak. Salam mas Muslifa 😊😊

    ReplyDelete
  9. Seruuuuu.... Jd pengen mengulang keseruan masa kecil ya..hehe..

    ReplyDelete
  10. Masa kecil apapun itu tetap berkesan ya

    ReplyDelete
  11. Kalau mengenang masa kecil, rasanya pengen balik lagi. Padahal dulu pas kecil cepet pengen gedhe. Hehe

    ReplyDelete
  12. Aih serunyaa.. Keluarga besarku kalau kumpul akhir tahun juga selalu pesta duren.. Terus kita godain yang nggak doyan duren hehe..

    ReplyDelete
  13. wah pesta dureeeen....
    kenyang juga ya kalau seorang dapat 1 buah

    ReplyDelete
  14. Banyak sekali kisah masa kecilmu yg seru yo Bunsal. Waduh, bobok di bawah lemari ya, ini keren sekaleeee :))

    ReplyDelete
  15. Waaah asik ya main dipantai...pasti lari kejar-kejaran sama bikin bangunan dari pasir :)

    ReplyDelete

Post a Comment