Link Banner

Profesionalitas Anak Seperti Apa? Ini Contekan Sederhananya

Profesionalitas itu berat, tapi memang harus dijalankan. Iya. Nggak bisa pakai kalimat pendukung seperti di film yang sempat viral dulu, 'Biar aku saja'. Apapun jenis pekerjaan kita, bertanggung jawab dengannya adalah bentuk profesionalitas.Lalu, apa anak-anak bisa diajari profesionalitas?

Anak-anak bisa banget dibiasakan profesionalitas, bahkan sejak masih balita. Dokpri

Bisa dong. Bahkan sebenarnya sudah mereka mulai secara perlahan, sejak mulai mengenal bangku sekolah. Beberapa anak, malah memulainya lebih awal lagi. Misal, yang sudah mulai memasukkan anak mereka ke sekolah khusus untuk toddler. Yang bisa dimulai sejak masih umur 2 tahun.

Rutinitas Harian Sederhana Sebagai Pembelajaran Awal Profesionalitas

Hampir semua anak-anak kita yang mulai bersekolah, memiliki masalah awal seperti jam tidur yang berubah. Umumnya sekolah, sering dimulai di pukul 7 pagi. Saya dulu, dengan dua anak, yang sempat bikin repot justru jam tidur siang. Secara sempat punya kebiasaan tidur siang itu dua kali. Yang pertama, setelah sarapan pagi, main, lalu tidur sekitar satu jam sebelum makan siang. Yang kedua, ya jam tidur siang umumnya, setelah makan siang sampai sebelum ashar.

Untuk jam berangkat, relatif lebih cepat penyesuaiannya. Utamanya karena keluarga muslim memang sudah beraktivitas pagi sesaat sebelum sholat Subuh sampai di waktu sekitar Golden Light dan dilanjutkan jam bekerja yang umum.

Salah satu koleksi foto Golden Light saya saat di desa wisata Sembalun, Lombok Timur. Anak-anak kita bisa banget lho dibiasakan mulai beraktivitas di jam awal begini. Dokpri

Rutinitas terkait jam tidur inilah yang bisa kita mulai sebagai pembelajaran sederhana tentang 'profesionalitas' alias tanggung jawab. Jika ingin segar saat bangun pagi, tuntutannya ya tidur malam lebih awal. Ingin bisa main lebih lama dari jam 8 malam, berarti harus mau tidur siang sekitar dua atau tiga jam. 

Blogger Tidak Kenal Alibi Sakit

Contoh terdekat ya saya pribadi. Waktu masih sehat, segala pekerjaan diambil, lalu berujung pada kehabisan energi. Sabtu kemarin ya begitu. Matahari sejak pagi lumayan terik, cerah dan langit biru dimana-mana. Auto semangat mencuci segala-segala, sarung sholat, sprei dan sarung-sarung bantal guling. Alhamdulillah, ya benar kering semua. Lhadalah, kecapekan. Semalam masih semangat minum segelas es, setelah puasa es hampir sebulan karena sempat sakit on off. Pagi tadi, ambruk juga :-))

Masalahnya, kewajiban menulis berlaku 7 X 24 jam. Niat semangat di 6 hari kemarin, gak boleh kalah meski badan lemes di seharian in. Konsekuensi dari menunda-nunda pekerjaan. Cicilan semangat dari Senin sampai Sabtu, di'transfer' di sore ini dan harus wajib selesaikan satu tulisan.

Dulu juga pernah, pengalaman agak lucu sebenarnya. Benang merahnya sih sama, menunda pekerjaan. Rentang deadline satu bulan untuk 4 tulisan berkonsep pariwisata. Minggu pertama, kena flu. Ah, entar pas sembuh dah, dikerjain. Minggu kedua, sakit kepala. Ah, masih ada minggu ketiga dan keempat. Lhadalah, empat minggunya giliran sakit 'langganan'. Flu, sakit kepala, wasir. Hari terakhir di bulan tersebut, tiga penyakitnya masih belum sembuh, malah ketiban semua. Mau gak mau, sambil tengkurap, srat srot dan kernyit dahi menahan sakit kepala, 4 judul tulisan diselesaikan sehari. Tobaaattt :-))

Foto candid andalan, pas lagi fokus mengetik. Thanks kawan-kawan relawan pariwisata GenPI Lombok Sumbawa. Dokpri

Pekerjaan Apapun, Profesionalitas Is A Must

Nah, dengan dua pengalaman pribadi, juga telah menemani dua anak melewati masa 6 tahun pendidikan dasar wajib mereka, rasa-rasanya bisa meyakinkan siapapun bahwa benar profesionalitas itu milik semua profesi. 

Minggu besok ini, sebagian besar anak-anak kelas 7 SMP Negeri akan melaksanakan PAS - Penilaian Akhir Semester. Anak saya sudah semakin terbiasa mengerjakan soal menggunakan Google Form -- walau hari ini masih menyebutnya sebagai 'Google forum'. 

Siluet si bungsu, di momen sunrise desa wisata Sugian, Lombok Timur. Selamat PAS ya nak. Dokpri

Bentuk profesionalitas sederhana yang bisa ia lakukan, mengisi penuh baterai power bank, mengisi penuh baterai HP, memastikan paket data aman dan komitmen tidak menginstal game apapun selama PAS seminggu penuh. Tambahan lainnya, istirahat lebih awal di jam 8 malam, sehingga bisa bangun dengan badan lebih segar, juga masih ada waktu mempersiapkan apapun, jika memang ada yang belum lengkap sesuai kebutuhan di hari pertamanya ujian.

Semoga anak-anak kita mendapatkan rezeki sehat dan nilai terbaik mereka ya. Aamiin


Bunsal
Hi, you can call me Bunsal, despite of my full name at my main blog domain. A mom blogger based on Lombok, Indonesia. I do blogging since 2005 and lately using my new email and the domain, start on 2014.

Related Posts

9 comments

  1. Setuju banget Kak, emang gak boleh menunda pekerjaan karena akan puyeng belakangan. Jadi, kalau mamanya profesional, anaknya akan niru ya? Diajari pelan2 biar mereka profesional dan bertanggung jawab.

    Masalah jam tidur ini yang belum bisa akutu. Saladin sukanya tidur larut. Kudu dibenerin biar dia belajar profesional.

    ReplyDelete
  2. Wah mbak, tulisan Mbak ini jadi reminder mengajarkan anak profesional alias mungkin disiplin ya. Kebetulan anak saya Homeschooling jadi profesional ini jadi tugas juga sih buat saya sebagai Homeschooler

    ReplyDelete
  3. segala sesuatu memang sebaiknya diajarkan sejak dini ya mba..agar terbentuk kebiasaan baik hingga dewasa kelak, termasuk ttg profesionalisme ini. saya tertarik dg cara mba mengajarkan nya kpd anak2 : ringan, tidak membebani namun tetap mengajarkan hal-hal baik itu.. thx for sharing mba..

    ReplyDelete
  4. Salah satu yang saya terapkan juga terkait paket data, hanya bisa 1 GB/day (sudah termasuk cari pembelajaran untuk tugas sekolah, dan game). Dan sesederhana menyimpan segala sesuatu yang sudah dipakainya, ke tempat semula. Agar kalau pas butuh lagi, nggak bingung lagi nyarinya.

    ReplyDelete
  5. Perubahan jam tidur yg sangat dinamis utk anak2 paling terasa saat pandemic kemarin Mba, saat anak2 terbiasa SFH, lalu berubah lagi menjadi belajar di sekolah. Di sini kita perlu banget mengajarkan profesionalitas ya Mba, walaupun kondisi dalam kondisi apapun tidur harus tetap sesuai schedule

    ReplyDelete
  6. Wih, anak-anaknya udah gede ya mbak. Masya Allah profesionalitas itu kadang kalau aku sendiri bisa ngelakuin. Baru ngajarin ke anak pelan-pelan. Terkait PAS, anakku juga lagi on progress, tinggal sehari lagi. Mudah2an hasilnya baik semua yaa

    ReplyDelete
  7. btw saya salfok sama foto golden light sama foto sunrisenya. bagus :D bikin saya kangen jalan2 hehe. dan ngomongin soal profesionalitas pada anak saya setuju banget bahwa sebagai orangtua kita bisa menerapkannya melalui hal2 kecil di keseharian seperti bertanggung jawab mengisi penuh powerbank, mematuhi kesepakatan tidak menginstal game selama masa ujian serta mengatur waktu istirahat.

    ReplyDelete
  8. Tulisan ini menyadarkan saya betapa pentingnya kesehatan. Benar banget, saat tubuh sehat, ingin sekali semua diselesaikan dalam waktu tertentu. Padahal tubuh juga butuh istirahat.

    ReplyDelete
  9. Bagus yaa menerapkan tanggung jwb ke anak2 dri kecil.. Jadi memang anak2 udh dibuat profesional biar mereka tau apa yg jadi tugas mereka. Semoga kelak anak2nya menjadi anak2 yg sholeh dan sholehah nantinya, aamiin

    ReplyDelete

Post a Comment