Link Banner

Perpanjang SIM C Di Hari Ultah, Serba Sat Set, Super Cepat

Sungguh di luar ekspektasi. Kecepatan ekstra, proses perpanjangan SIM C yang saya alami sendiri di pagi tadi. Di awal pagi, dalam backpack mungil, saya membawa tumbler berisi air putih hangat dan satu bacaan,  novel versi Bahasa Inggris asli. Buku yang saya baca ulang, entah ke berapa kali. Dua bawaan, karena masih mengingat baik. Saat proses perpanjangan SIM C terakhir saya di lima tahun lalu, saya bisa habiskan sekitar puluhan halaman. Walau terbiasa membaca cepat – saya habiskan satu buku fiksi hampir 200an halaman, di 1.5 jam perjalanan naik engkel (angkot lintas kota Selong menuju kota Mataram, pp).
Kerudung istimewa, hadiah dari rekan blogger cantik Bandung, Nchie. Biar 'abadi' di SIM C Dokpri
Saya juga memilih jalan kaki. Sedang banyak ‘gumpalan’ yang wajib segera ditipiskan 😀
Sebelumnya, saya sudah bertanya-tanya di dua WA grup teman sekolah SD dan SMP. Yang praktis tahu persis urutan dan cara perpanjangan SIM C di kota Selong, ibukota kabupaten Lombok Timur. Kampung halaman saya. Info awal cukup ringkas. Urutannya:
Pertama, langsung saja datang ke Bagian Psikologi. Di sini ada berkas pendaftaran dan proses tes kesehatan.
Kedua, lakukan test kesehatan.
Ketiga, selesaikan sisa proses di kantor khusus yang mengurus segala berkas terkait SIM. Papan petunjuk arah masuk kantornya, sangat besar, di samping tampak depan dari Kantor Polres Selong, Lombok Timur.

Huwwwaa, Cepat, Sat Set dan Ada Yang Gratis!

Harus lebih dulu ambil dana, saya naik bemo kota berwarna hijau ke salah satu gerai mart-mart an yang sebenarnya berjarak hanya 700an meter dari rumah. Dari sini, saya harus berjalan kaki melintasi dua blok perumahan. Bahkan, sebenarnya, juga sudah melewati sisi timur, kompleks luas perkantoran Polres Lotim. Lokasi bagian Psikologi SIM, ada di sisi ruas jalan searah yang mengarah ke timur. Terlalu jauh kalau memutar naik bemo. Pun jadi super dekat kalau meminta bemo, khusus mengantar saya. Sip, jalan kaki jadi pilihan terbaik.
Saking sat set, cuma sempat ambil 2 foto saja. Dokpri
Sampai di lokasi, praktis hanya ada seorang lelaki yang tampak sedang menulisi berkas pendaftaran. Saya pun langsung duduk di hadapan meja petugas. Sebentar, saya sudah bertukar posisi. Di sini, pembayaran tunai sebesar Rp. 75.000,-.
Yang unik, halaman (saya lupa nama bagian halamannya), ternyata diisikan petugas. Seorang perempuan seumuran saya, sigap mengisi dengan mencentang kolom ini dan itu. Wah, ibunya sudah hapal luar kepala tampaknya, batin saya.
Selesai, kurang dari 10 menit an. Bagaimana tahu hanya 10 menit? Sejak datang, diberikan form surat, mengisi sendiri, sampai membayar, saya sama sekali tak sempat duduk lama. Manalagi keluarkan buku bacaan.
Lanjut ke bagian tes kesehatan. Bangunannya bersebelahan. Di sini, baru sempat ngobrol ringan. Eh lho, ada proses cek kesehatan mata. Yak, jadi ketahuan saya sudah benar-benar butuh bantuan kacamata. Baris ke-5 papan berisi deretan huruf, dari yang terbesar sampai terkecil, hanya ada 3 huruf yang mampu saya baca dengan baik. Itu ya juga sudah sampai memicingkan mata dengan super tajam. Hahahaha. Biaya tes ini, tunai, Rp. 30.000,-.
Nah, di sini saya surprise. Sempat diminta fotocopy KTP sebanyak 2 lembar, saya pun kembali ke lokasi bagian psikologi. Fotocopynya manual, alias saya yang fotocopy sendiri pakai mesin printer. Eh, gratis dong. Wah, terima kasih ya.

Masih Sat Set di Kantor Polres Lombok Timur

Ingat kalau saya bilang, kompleks kantor Polres Lotim sudah saya lewati sebelumnya? Bedanya, kali ini saya mengarah ke bagian depan. Alias, pintu masuk di salah satu ruas jalan utama kota Selong. Saya berjalan kaki santai. Trotoar pejalan kaki di ruas jalan ini sangat lebar. Teduh juga. Sedang sepi, karena masih jam sekolah dan jam kantor. Saya masuk ke gang kecil, yang ternyata searah dengan pintu masuk ke satu-satunya gereja di kabupaten ini. Di belakang gereja, tampak genteng rumah-rumah dinas polisi. Waduh, belok kemana nih?
Antri di sini yang terlama, tapi karena tumpukan SIM barunya banyak. Dokpri
Untungnya, ada seorang mbak bermasker, yang sedang hendak mengeluarkan motornya. Saya bertanya sebentar, dengan sopan mbaknya mengarahkan. Ternyata, saya cukup masuk lewat pintu belakang :D
Petugas di loket luar, seorang bapak paruh baya dan seorang mbak cantik manis yang sopan. Tak perlu print tiket antrian, berkas cukup saya taruh ke sisi meja dengan penanda yang jelas ‘Taruh Berkas Di Sini’. Baru duduk sebentar, saya sudah dipanggil mbak cantik. Sempat saya lirik nama di dada kanannya, ‘Novita’. Aaak, jadi ingat Novita Anggie. Artis ibukota yang juga terkenal dengan senyum manis dan vibes super ramahnya.
“Wah, ibu ulang tahun ya? Selamat ulang tahun ya bu…”
Angkot kota Selong warna hijau. Masih pagi, urusan perpanjang SIM C sudah beres. Dokpri
Bapak sopan di sebelahnya turut mengucapkan. Uwwaaa, surprise lagi. Senyum lebar langsung terpasang di wajah saya, sambil mengucapkan terima kasih. Di proses pertama ini, lagi-lagi saya tak ada kesempatan mengeluarkan buku bacaan. Yang ada, malah saya harus buru-buru memasukkan ulang, karena sudah dipanggil. Hahahaha
Selesai di loket luar, urutan saya mampir mulai dari Loket 1, 2, 3 dan sampai dipanggil untuk diberikan cetakan SIM C baru, tak sampai 20 menit. So surprising. Begitu pun, sempat saya disapa tetangga. Seorang pensiunan sepuh. Kami hanya bertukar tiga kalimat, lalu saya pindah duduk di ruangan dalam Loket 3, sebentar kemudian, dipanggil dan sudah terima SIM C baru.
SIM C baru. Tampak ringkes juga. Sayang, tak dicantumkan hak asuransi jika terjadi kecelakaan. Atau memang tidak ada? Dokpri
Urutannya jelas, ringkas, sat set:
Pertama, Loket 1. Di setiap meja petugas, jelas terlihat ujung meja dengan penanda ‘Berkas Taruh Di Sini’ yang sama persis di setiap loket.
Kedua, Loket 2. Di sini proses pengambilan foto, tanda tangan dan sidik jari (jempol sampai jari manis saja). Mbak petugas, seolah robot. Segera setiap panggil nama baru, urutan kalimat sama yang diucapkan, runut dan tanpa kesalahan. “Sidik jarinya mbak. Tanda tangan. Mundur sedikit untuk foto. 1,2, 3. Baik, sudah, Langsung ke Loket 3 ya”. Nadanya pun menyenangkan.
Ketiga, Loket 3. Nah, di sini agak berbeda. Ruangan yang perpanjang dan baru dipisahkan. Yang unik, seorang bapak petugas di ruangan sempat bertanya, ‘Mbaknya main Telegram nggak? Apa mau dikirim ke Telegram?’. Eh, gimana? Tapi, saking cepatnya proses pengambilan, saya jadi sungkan mencari tahu, Telegram apa yang dimaksudkan oleh bapak tersebut.
Lanjut mentoring UMKM di tempat putri sulung kerja, ditulisin HBD di omeletnya. Dokpri
Alhamdulillah, tenang berkendara, SIM C sudah perpanjang hidup 5 th ke depan. Dokpri
Akhirnya, setelah saling sapa sebentar dan salim ke pak tetangga, nama saya dipanggil. Sempat agak lucu. Saya ketahan agak lama di ruangan, karena bapak petugas memegang tumpukan SIM baru dekat di pintu keluar. Saya menunggu sela ketika sang bapak sedang menarik nafas, lalu bisa ke luar. Praktis, keseluruhan proses, tak lebih dari satu jam. Alhamdulillah.
Bunsal
Hi, you can call me Bunsal, despite of my full name at my main blog domain. A mom blogger based on Lombok, Indonesia. I do blogging since 2005 and lately using my new email and the domain, start on 2014.

Related Posts

6 comments

  1. Aku baru banget penggantian SIM bulan Juni kemaren dan aku lakuin semuanya online. Beruntung ya mbak Mus nggak digetok biayanya.Trus juga prosesnya cukup cepat. Untuk tesnya juga aku lihat tahapannya sama, walaupun tes kesehatannya online jadi aku gak dicek mata segala haha.

    Btw, selamat ulang tahun mbak Mus, semoga makin sehat dan ditunggu kedatangannya di Palembang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, alhamdulillah banget. 2X proses perpanjang SIM C, keduanya serba sat set.
      Siap, terima kasih.
      Sampai jumpa di Palembang, some day later. Hopefully asap ^^

      Delete
  2. Seharusnya urusan SIM itu memang dibuat mudah. Biar semua pengendara punya SIM

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar mbak Nur. Tentu juga karena memang sudah bisa bawa motor atau setir mobil dg baik.

      Delete
  3. Untuk perpanjangan sim ini cuma beberapa tes itu saja yaa, tidak dilakukan tes mendengarai lagi. Sepertinya saya waktu itu karena telat beberapa hari dari waktu yang sudah ditentukan di kartunya jadi melakukan tes mengendarai lagi. Untungnya sekali test langsung berhasil.

    Tapi memang beberapa step untuk perpanjangan sim ini ada yang gratis. Tapi untuk biaya perpanjangannya sudah pasti bayar. .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali. 2X saya perpanjang, kebetulan masih dalam batas waktu, jadi tdk perlu tes mengendarai.
      Iyap, saking surprisenya dengan proses, langsung saya review di tulisan di atas

      Delete

Post a Comment