Link Banner

XL Axiata Peduli UMKM Perempuan di Kota Malang

Malang, Jawa Timur. Peringati perayaan ulang tahun ke-27, PT XL Axiata Tbk menyelenggarakan program literasi berupa pelatihan offline dan pendampingan selama 3 bulan bagi 27 UMKM Perempuan di kota Malang. Program XL Axiata dan SisterNet Peduli ini, bermitra kolaborasi bersama Bloggercrony sebagai penyedia Fasilitator Program CSR, serta  partner dan komunitas-komunitas dari Benih Baik, Peak Performance, Koperasi Amang Tiwi, Reseller Run Official, Momdigi Preneur dan Blogger-preneur.
Wina, salah seorang UMKM, mewakili penerimaan bantuan Program Peduli 27 UMKM Perempuan, bersama Dodik Ariyanto, Ali Mulyanto dan 4 narsum. Dokpri
Rangkaian program dimulai dengan Opening dan hari pertama pelatihan offline, Senin (6/11 2023). Tiga hari pelatihan, bertemakan 'Dukung Efektivitas Pemanfaatan Modal UMKM Perempuan', dimulai dengan modul yang disampaikan Shanti Maya S.Psi, CHRP. Dua hari berikutnya dilanjutkan oleh tiga narasumber, Tyas Windarti, Nadhila P.D., serta Akbar Muhibar.
Regional Group Head XL Axiata East Region, Dodik Ariyanto, mengisahkan bagaimana UMKM perempuan (para ibu) terbukti mampu bertahan, baik saat krisis moneter di tahun 1998 atau tahun-tahun pandemi.
Regional Group Head XL Axiata East Region, Dodik Ariyanto. Dokpri
"Saya banyak diceritakan, usaha UMKM ibu-ibu justru mendapatkan omset tertinggi di saat pandemi. Banyak contoh nyata, ketika usaha justru digerakkan dari rumah, tapi kemudian diikuti dengan inovasi berupa pengiriman produk menggunakan jasa-jasa kurir, usaha malah jadi meroket. Satu sisi, rogram Peduli dimulai sekarang untuk mempersiapkan para UMKM sebagai satu bagian terpenting di tahun Indonesia Emas 2045 nanti. Program ini menyaring 200 pendaftar, mengerucut ke 27 UMKM terpilih," demikian ia uraikan.
Dodik dan Ali langsung membeli beberapa produk UMKM yang gelar lapak di depan ruangan pelatihan. Dokpri
27 UMKM Perempuan se-kota Malang, ikuti tiga hari pelatihan offline di Ubud Cottages. Dokpri
Setelah Dodik, PJ Walikota Ali Mulyanto, Staf Ahli Pembangunan Kesejahteraan Rakyat dan Sumber Daya Manusia Kota Malang melanjutkan dengan pengarahan khusus: "Silakan program ini dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ibu-ibu UMKM telah menjadi usaha terpilih. Pelatihan tiga hari dan pendampingan online selama 3 bulan ke depan, sewajarnya membuat ibu-ibu naik kelas. Usahanya makin solid, jejaring usahanya juga semakin luas."
Dini Rahmawati, pemilik UMKM Kayyis Craft merasa beruntung terpilih sebagai satu dari 27 UMKM di program ini. Ia menyebutkan bahwa berjejaring bersama UMKM dari komunitas berbeda, membantunya semakin paham dengan produk utamanya serta siap berkolaborasi dan mengembangkan usahanya lebih maju lagi.
Terpisah, beberapa ibu dengan UMKM berbeda, juga berbagi pengalaman kelola usaha mereka. Wina, misalnya, seorang hotelier yang memutuskan resign di tahun 2017 agar lebih fokus berUMKM. “Usaha saya sempat stagnan di tahun pertama. Saat itu, saya sadar betul, enggannya saya promosikan produk di status sosmed. Lalu ketika di setiap pelatihan selalu diingatkan untuk memanfaatkan promosi sosmed, saya memulainya masih setengah hati. Saya pasang foto-foto produk makanan usaha, tanpa info apapun. Eh, order mulai datang semakin banyak. Praktis, di tahun berikutnya, saya sadar dan konsisten memaksimalkan promosi lewat semua akun sosmed saya.”
Salah seorang ibu dengan produk craft di area bazaar UMKM. Dokpri
Beragam sharing disampaikan juga oleh beberapa ibu pemilik UMKM lainnya. Dimana, apapun kendala yang mereka hadapi, senada dengan saran dari Dodik Ariyanto di atas, literasi digital yang berkelanjutan memang sangat diperlukan para UMKM. Di pelatihan offline 3 hari, 27 UMKM dibagi ke dalam 3 kelompok dan didampingi 3 orang Co-Fasilitator; Delilah di Kelompok 1, Tata di Kelompok 2 serta Niken di Kelompok 3.
Masih di hari pertama, sekitar 5 UMKM juga menggelar lapak bazaar yang jajakan produk-produk khas UMKM. Craft, bubuk jamu siap seduh, juga cemilan-cemilan. Area Ubud Cottages, venue utama yang asri, dimanfaatkan juga sebagai spot foto atau video promosi produk.
Dua payung songket Bali, berasa matching dengan motif gamis yang saya kenakan. Dokpri
UMKM dengan produk kerajinan atau busana khas daerah, foto atau video produk bisa berlatar eksterior khas Ubud Cottages. Dokpri
Sudut-sudut bernuansa khas Bali, namun dengan bahasa pengantar Jawa beraksen Malang yang kental, memberikan kesan berjejaring usaha yang unik. Saya pribadi akan selalu mengingat dengan baik, di antara rimbunnya pepohonan di sekitar akomodasi ini, ada satu burung berwarna biru dengan cicitnya yang khas. Satu kesan yang membuat saya merasa harus kembali, pastikan bisa merekam aktivitas pagi hari si burung, berlatar siluet gunung yang berada di sisi timur. Rekan blogger saya di Malang menyebutkan, siluet gunung tersebut kerap disebut Gunung Putri Tidur. Bisa jadi karena lebih sering tampak diselimuti awan putih tebal yak.
Si Gunung Putri Tidur, mengintip dari balik selimut awan putih tebalnya. Dokpri
Eksterior kamar dengan warna merah bata, tampak magis jika dijadikan latar foto atau video produk. Saya langsung manfaatkan, menjadi latar foto aktivitas membaca saya. Tips sederhana yang bisa juga dicontek ibu-ibu UMKM. Suasana Ubud Cottages yang Bali banget, bisa mengesankan produk-produk UMKM di kota Malang telah eksplor Bali.
Kembali pada Dodik Ariyanto dan Ali Mulyanto, sama-sama menegaskan bahwa produk UMKM apapun selalu punya kesempatan untuk ekspor keluar kota Malang, bahkan Indonesia. Tentu dengan menguatkan karakter produk, promosi usaha yang terus menerus, serta kemampuan melek literasi digital. Program Peduli UMKM Perempuan juga memberikan modal usaha yang disampaikan selama 3 bulan pendampingan online.
Bunsal
Hi, you can call me Bunsal, despite of my full name at my main blog domain. A mom blogger based on Lombok, Indonesia. I do blogging since 2005 and lately using my new email and the domain, start on 2014.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment